Pages

Search This Blog

Followers

like Batu

Jumlah Paparan Halaman

Jumaat, 15 Julai 2011

Ilusionis David Copperfield Versus Kitab Kuno

David Copperfield adalah ilusionis tersohor dunia asal AS. Pertunjukannya yang spektakuler, seperti melenyapkan Patung Liberty dan menembus Tembok Besar China  membuat kagum banyak orang. Kebanyakan orang merasa kemahiran David adalah sulap sesungguhnya. Akan tetapi pada 2001, sebuah laporan mengenai David telah mengubah penilaian saya mengenai kemampuan sulapnya.
17 Oktober 2001, harian Detroit Free Press memuat berita pertunjukan David yang agak berbeda. 27 Februari 2001, David menebak hasil pengocokan Lotto (undian lotere paling populer di Jerman) yang akan dilangsungkan pada Oktober, dan secara rahasia menuliskan 7 angka dan menyimpannya bersama dengan notarisasi, digembok serta dijaga ketat siang-malam.
13 Oktober 2001, 1 jam setelah pengumuman hasil Lotto, salah satu stasiun TV Jerman membuka kotak yang telah disegel selama tujuh bulan dengan disaksikan penonton. Hasilnya 7 angka  yang ditulis David persis dengan nomor pemenang Lotto! Setelah peristiwa itu, David menerima banyak sekali surat masuk, kebanyakan minta diajarkan teknik bagaimana menebak Lotto dengan tepat.
Tidak seperti biasanya, kali ini David mengatakan dengan tegas bahwa ini bukanlah trik, melainkan sebuah tes kemampuan terpendam otak manusia. Ia menambahkan pada umumnya orang hanya mampu menggunakan sekitar 10% kemampuan otak. Selain itu ia juga mengatakan kalau dirinya sama sekali tidak pernah membeli lotere. David juga pernah menebak lotere untuk temannya, namun semuanya kalah. Sehingga  akhirnya ia berkesimpulan bahwa agar bisa berhasil, jawaban tebakan tidak boleh dibocorkan kepada siapapun. Dengan lain kata, ilmu supranatural tidak bisa dipakai untuk mencari kekayaan.       
David memang menganggap dirinya sebagai ilusionis. Kepada orang lain ia hanya mengatakan itu sekedar “trik”, dengan menggunakan kemahirannya ia melakukan pentas, mencari keuntungan dan nama, dan ini wajar-wajar saja sebagai permainan seorang ilusionis. Lama kelamaan, orang-orang menganggap seluruh pertunjuk-an David hanyalah trik atau kecepatan tangan belaka. Sehingga di kala ia mengatakan dirinya memiliki kemampuan supranatural, orang-orang menertawainya.
Yang ingin disampaikan dalam artikel ini bukanlah ilmu sulap David, melainkan cuplikan cerita mengenai fenomena misteri yang tercatat di dalam sebuah karya besar ilmiah China kuno yakni Meng Xi Bi Tan (Obrolan dari Taman Mengxi).
Penilaian kalangan intelektual China terhadap Meng Xi Bi Tan sangat tinggi, antara lain taraf popularitasnya paling tinggi, pengaruhnya paling besar, penyebarannya paling luas dan karya gemilang ilmu pengetahuan kuno negeri China yang merupakan sebuah warisan berharga di dalam sejarah iptek dunia. Tetapi, jika membandingkan opini para cendekiawan moderen terhadap teks asli Meng Xi Bi Tan, sudah pasti ditebak, semuanya tanpa kecuali menghindar untuk membahas fenomena misteri tersebut.
Masyarakat zaman moderen umumnya tidak akan menanggapi penelitian fenomena misteri ini, menganggapnya sesuatu yang “mustahil”, mengecamnya sebagai “pendusta” dan mencapnya dengan stigma “takhayul”. Di dalam masyarakat riil memang terdapat juga penipuan dalam masalah tersebut. Barangkali popularitas Shen Kuo (sang penulis Meng Xi Bi Tan, 1031-1095, cendekiawan multi bakat di zaman Dinasti Song Utara) dapat membantu kita mengabaikan “cemooh” itu dan secara langsung merenungkan fenomena misteri dan metode ilmu pengetahuan yang menggunakan cara tidak lazim ini.
Sebetulnya kemampuan “mengetahui sebelumnya” sejenis ini banyak tersiar luas dari  zaman dulu hingga sekarang. Di bawah ini adalah sebuah kisah tentang dapat mengetahui  masa yang akan datang melalui sebuah mimpi yang tercatat di dalam kitab Meng Xi Bi Tan.

Indera keenam dan clairvoyance (kemampuan mata ketiga)

Di Shan Yang terdapat seorang perempuan penyihir yang memiliki ilmu tinggi. Tuan Bai dan saya pernah memanggilnya untuk berdiskusi. Asalkan berupa materi yang berasal dari dunia fana, apabila Anda menyuruh dia menebak, meski berapa pun jauhnya, dia pasti bisa menjawab. Ia tampaknya langsung tahu begitu hari orang lain tergerak.
Suatu saat seorang tamu sedang bermain catur-China, ia meraup beberapa biji anak catur hitam dan putih di dalam tangannya dan menanyakan berapa jumlah anak catur yang ada dalam genggamannya, perempuan itu dapat menebaknya dengan luar biasa tepat. Merasa ragu, maka diulanginya lagi, meraup sejumlah pion secara sembarangan tapi kali ini ia tidak mengetahui berapa jumlah pion di tangannya.
Ternyata si penyihir bisa mengetahui apa yang isi hati orang lain, namun jika hatinya kosong, maka ia tak dapat mendeteksinya. Saat ditanya benda apa saja yang berada di dalam peti, ia bisa menjawab dengan tepat. Di saat itu Tuan Bai kebetulan memiliki ratusan jilid “Sutra Intan” yang ditaruh di dalam peti besar. Ia menunjuk peti tersebut dan bertanya, “Apakah isi di dalamnya?”
Ia menjawab, “Peti ini kosong.”
Tuan Bai berkata lagi, “Di dalam peti itu terdapat ratusan jilid sutra (kitab suci agama Budha), bagaimana bisa dikatakan kosong?”
Si perempuan penyihir itu terdiam lama dan berkata, “Jangan membohongiku, peti ini kosong!”      
Kelihatannya, sutra Budha  sungguh berbeda, bukan merupakan benda seperti didunia manusia ini. 
Api Naga tunjukkan keperkasaannya
Pejabat Li Shun sekeluarga pernah tersambar petir, terlihat cahaya api melompat keluar dari jendela bagian barat rumah dan melewati atap rumah, orang-orang panik dan berhamburan keluar rumah. Ketika petir reda, kondisi rumah masih baik-baik saja hanya kertas jendela (sebelum kaca ditemukan, jendela di China dan Jepang menggunakan kertas buram untuk pencahayaan) yang hangus.
Ada sebuah rak kayu untuk  menyimpan beraneka ragam barang  seperti peralatan perak, lelehan peraknya sampai meluber ke atas lantai, tetapi kaleng berisi cat tidak terdapat bekas terbakar. Sebilah pedang pusaka yang sangat tajam, telah meleleh di dalam sarungnya, namun sarung (bukan metal) tersebut tak rusak sedikit pun.
Semua orang beranggapan semestinya logam terbakar setelah tanaman dan pohon terbakar lebih dulu, namun sekarang ini malah logam yang terbakar lebih dulu, sedang tanaman di sekitarnya sedikit pun tidak ikut terbakar. Di dalam sutera Budha dikatakan, “Api yang berasal dari naga bila menjumpai air malah semakin menjadi, api dari manusia bila menjumpai air lantas padam.” Ternyata memang begitu.
Manusia hanya mampu mendeteksi hal-hal di dalam taraf (dimensi) yang diketahuinya, padahal jauh di luar sana, masih terdapat bumi dan langit (serta ruang dimensi) tak terhingga yang banyak dan luas. Maka asal usul segala hal yang terjadi akan menjadi mustahil apabila umat manusia selalu mengukurnya dengan menggunakan kecerdasan dan wawasannya yang terbatas.

Ramalan akurat

Alkisah di sekitar daerah perbatasan Provinsi Jiangxi dan Zhejiang ada seorang pejabat bernama Zheng Yifu. Sejak menjadi taruna ia dikagumi banyak orang. Ketika ia menjabat di Kota Gao You, menjumpai seorang peramal hebat yang dapat meramal tahun dan akhir kematian seseorang dengan tepat. Zheng Yifu minta diramal, dan ia langsung frustasi setelah peramal tersebut mengatakan hidupnya  hanya sampai usia 35 tahun.
Beberapa teman berusaha menghiburnya dan menganjurkannya untuk mempelajari kitab-kitab Lao Zi (penemu ajaran Taoisme) atau Zhuang Zi (filsuf China kuno 2.500 tahun lalu).
Ia lalu mendengar kisah seorang biksu yang meninggal dalam posisi duduk saat sedang bersenda-gurau dengan beberapa temannya. Usai mendengar kisah itu, sambil menghela nafas ia berkata, “Saya tidak akan berumur panjang, jika bisa meniru apa yang dilakukan biksu tersebut, maka tak ada lagi yang saya sesali.”
Tepat 10 hari sebelum hari H, ia berkeliling mengujungi dan berpamitan dengan sanak saudara serta kerabatnya. Tepat di hari H tersebut, ia mandi dan berbusana rapi, menuju ke sebuah gazebo di luar rumah, menyuruh orang menyapu gazebo tersebut dan menyalakan lilin serta dupa sembahyang.
Saat sedang melakukan persiapan, ia mendadak mati. Para penduduk dan pejabat kota datang mengerumuni rumahnya pasca kejadian itu. Berita itu langsung menyebar di seluruh penjuru kota. Penulis Meng Xi Bi Tan, Shen Kuo mengatakan bahwa Zheng Yifu masih terhitung kerabatnya, maka tidak mengherankan ia bisa menceritakannya dengan rinci.
Mungkin ramalan lotere David Copperfield bukan sulap melainkan semacam kemampuan melihat masa depan? 

Tiada ulasan: