Pages

Search This Blog

Followers

like Batu

Jumlah Paparan Halaman

Sabtu, 17 Disember 2011

PERADABAN MASA SILAM BAH 2



Tsamud


Tsamud adalah salah satu dari bangsa yang dimusnahkan karena kesombongan terhadap wahyu ilahi dan mengabaikan peringatan-peringatan Allah. Sebagaimana dinyatakan dalam Al Quran, kaum Tsamud dikenal dengan kemakmuran dan kekuatannya dan mereka merupakan sebuah negeri yang unggul dalam seni.
Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum 'Aad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan. (QS. Al A'raaf, 7: 74)

Dengan sejarah 2000 tahun, kaum Tsamud membangun sebuah kerajaan dengan bangsa Arab lainnya, kaum Nabatea. Hari ini, di Lembah Rum, yang juga disebut Lembah Petra, di Yordania, masih dapat dilihat contoh terbaik dari pahatan batu bangsa-bangsa ini. Di dalam Al Quran, kaum Tsamud juga disebutkan dengan keahlian mereka memahat batu.
Pada ayat lain, lingkungan sosial kaum Tsamud digambarkan sebagai berikut:
Adakah kamu akan dibiarkan tinggal disini dengan aman, di dalam kebun-kebun serta mata air, dan tanam-tanaman dan pohon-pohon korma yang mayangnya lembut. Dan kamu pahat sebagian dari gunung-gunung untuk dijadikan rumah-rumah dengan rajin. (QS. Asy-Syu'araa', 26: 146-149)
Karena bergembira ria dalam kemakmuran, kaum Tsamud menjalani hidup yang mewah. Dalam Al Quran, Allah menyebutkan bahwa nabi Shalih dikirim untuk memberi peringatan kepada mereka. Nabi Shalih adalah orang yang dikenal di kalangan kaum Tsamud. Kaumnya, yang tidak mengira ia akan menyerukan agama yang hak, terkejut atas ajakannya agar mereka meninggalkan kesesatan. Sebagian kecil masyarakat menuruti panggilan Shalih, tetapi kebanyakan tidak menerima perkataannya. Khususnya, para pemuka kaum menolak Shalih dan memusuhinya. Mereka mencoba menyakiti siapa saja yang mempercayai Shalih dan menekan mereka. Mereka murka kepada Shalih karena dia menyeru mereka untuk menyembah Allah. Kemurkaan ini bukan hal yang khusus pada kaum Tsamud saja: mereka hanya mengulangi kesalahan yang telah dilakukan oleh kaum Nuh dan 'Ad yang mendahului mereka dalam sejarah. Karena itulah, Al Quran menyebutkan ketiga kaum ini sebagai berikut:
Belumkah sampai kepadamu berita orang-orang sebelum kamu (yaitu) kaum Nuh, 'Ad, Tsamud dan orang-orang sesudah mereka. Tidak ada yang mengetahui mereka selain Allah. Telah datang rasul-rasul kepada mereka (membawa) bukti-bukti yang nyata lalu mereka menutupkan tangannya ke mulutnya (karena kebencian), dan berkata: "Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu disuruh menyampaikannya (kepada kami), dan sesungguhnya kami benar-benar dalam keragu-raguan yang menggelisahkan terhadap apa yang kamu ajak kami kepadanya." (QS. Ibrahim, 14: 9)
Kaum Tsamud berkeras untuk bersikap angkuh dan tidak pernah mengubah perilaku mereka terhadap nabi Shalih dan malahan merencanakan untuk membunuhnya. Shalih memperingatkan mereka lebih jauh dengan mengatakan: "Adakah kamu akan dibiarkan tinggal disini dengan aman" (QS. Asy-Syu'araa', 26: 146-149). Memang, kaum Tsamud meningkatkan penyelewengan mereka karena tidak sadar akan azab Allah dan menantang Nabi Shalih dengan sombong dan penuh kegirangan:
Hai Shalih, datangkanlah apa yang kamu ancamkan itu kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang diutus. (QS. Al A'raaf, 7: 77)
Nabi Shalih memberi tahu mereka, dari wahyu Allah, bahwa mereka akan dibinasakan dalam waktu tiga hari. Tiga hari kemudian, peringatan Nabi Shalih menjadi kenyataan dan kaum Tsamud pun musnah.
Dan satu suara keras yang mengguntur menimpa orang-orang yang zalim itu, lalu mereka mati bergelimpangan di rumahnya, seolah-olah mereka belum pernah berdiam di tempat itu. Ingatlah, sesungguhnya kaum Tsamud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, kebinasaanlah bagi kaum Tsamud. (QS. Huud, 11: 67-68)
Menyedihkan, kaum Tsamud membayar ketidakpatuhan mereka terhadap nabi mereka dengan kehancuran. Bangunan-bangunan yang mereka dirikan dan karya-karya seni yang mereka hasilkan tidak dapat melindungi mereka dari hukuman. Kaum Tsamud dihancurkan dengan azab yang memilukan sebagaimana semua kaum lain yang menolak keimanan sebelum dan sesudah mereka. Singkatnya, akhir mereka sesuai dengan tingkah laku mereka. Mereka yang ingkar dihancurkan sama sekali, dan mereka yang patuh menerima kebebasan abadi.

Tiada ulasan: