Pages

Search This Blog

Followers

like Batu

Jumlah Paparan Halaman

Rabu, 14 Disember 2011

PERADABAN MASA SILAM BAH 1


Dan berapa banyak telah Kami binasakan umat-umat sebelum mereka. Adakah kamu melihat seorang pun dari mereka atau kamu dengar suara mereka yang samar-samar? (QS. Maryam, 19: 98)
Manusia berada di bumi untuk diuji. Sepanjang sejarah, risalah yang murni dan wahyu yang disampaikan kepada manusia oleh para utusan-Nya memberi panduan bagi manusia. Para utusan dan kitab-kitab ini senantiasa mengajak manusia ke jalan yang benar, jalan Allah. Saat ini, tersedia kitab Allah terakhir, satu-satunya wahyu-Nya untuk manusia yang tak berubah: Al Quran.
Dalam Al Quran, Allah memberi tahu kita bahwa Dia menunjukkan jalan yang lurus kepada semua manusia di sepanjang sejarah dunia dan memberi peringatan melalui para utusan-Nya tentang hari penghisaban dan neraka. Namun, sebagian besar manusia mencela para nabi yang diutus ke-pada mereka dan menunjukkan permusuhan kepada mereka. Kesombongan mereka mengundang kemurkaan Allah atas diri mereka dan dengan sangat tiba-tiba mereka disapu dari muka bumi. Berikut adalah ayat tentang ini:
Dan (Kami binasakan) kaum 'Ad dan Tsamud dan penduduk Ar-Rass dan banyak (lagi) generasi-generasi di antara kaum-kaum tersebut. Dan Kami jadikan bagi masing-masing mereka tamsil ibarat; dan masing-masing mereka itu benar-benar telah Kami binasakan sehancur-hancurnya. Dan sesungguhnya mereka (kaum musyrik Makkah) telah melalui sebuah negeri ( Sodom ) yang (dulu) dihujani dengan hujan yang sejelek-jeleknya (hujan batu). Maka apakah mereka tidak menyaksikan runtuhan itu; bahkan adalah mereka itu tidak mengharapkan akan kebangkitan. (QS. Al Furqan, 25: 38-40)
Berita tentang manusia terdahulu, yang merupakan sebagian besar dari Al Quran, tentunya merupakan salah satu pokok wahyu untuk direnungkan. Pelajaran yang dapat diambil dari pengalaman mereka dinyatakan sebagai berikut dalam Al Quran:
Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyak generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain. (QS. Al An'aam, 6: 6)
Ayat lain yang ditujukan kepada kaum yang memahami yang dapat mengambil peringatan dan menaruh perhatian adalah sebagai berikut:
Dan berapa banyaknya umat-umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka yang mereka itu lebih besar kekuatannya daripada mereka ini, maka mereka (yang telah dibinasakan itu) telah pernah menjelajah di beberapa negeri. Adakah (mereka) mendapat tempat lari (dari kebinasaan)? Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya. (QS. Qaaf, : 36-37)
Dalam Al Quran, Allah memberi tahu kita bahwa berbagai peristiwa penghancuran ini seharusnya menjadi peringatan bagi generasi berikutnya. Hampir semua kehancuran kaum dahulu yang diceritakan di dalam Al Quran dapat diidentifikasi, berkat kajian arsip dan temuan arkeologis saat ini, dan dengan demikian dapat dipelajari. Namun, merupakan kekeliruan besar jika hanya mengembangkan pendekatan historis dan ilmiah saat mengkaji jejak-jejak peristiwa di dalam Al Quran ini. Sebagaimana dinyatakan di dalam ayat berikut, setiap peristiwa ini merupakan peringatan untuk diambil pelajaran darinya
Maka Kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang dimasa itu, dan bagi mereka yang datang kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Al Baqarah, 2: 66)
Akan tetapi, kita seharusnya mempertimbangkan sebuah fakta penting: Kaum-kaum yang menolak mematuhi perintah Allah tidak tertimpa amarah Allah secara tiba-tiba. Allah mengirim para utusan kepada mereka untuk memberi peringatan, sehingga mereka menyesali kelakuan mereka dan berserah diri kepada-Nya. Bahwa semua kesulitan yang menimpa manusia adalah peringatan tentang azab yang pedih di akhirat dinyatakan dalam Al Quran:
Dan Sesungguhnya Kami merasakan kepada mereka sebahagian azab yang dekat sebelum azab yang lebih besar, mudah-mudahan mereka kembali. (QS. As-Sajdah, 32:21)
Kehancuran sering mengikuti ketika peringatan ini tidak menimbulkan tanggapan dalam masyarakat tersebut dan penentangan meningkat. Semua masyarakat ini dihukum oleh murka Allah. Mereka lenyap dari halaman sejarah dan digantikan oleh generasi baru. Masyarakat ini sebenarnya telah menerima kenikmatan yang dikaruniakan Allah, menjalani hidup dalam kemakmuran, memperturutkan hati menikmati semua kesenangan dan, saat melakukan semua itu, tidak pernah menyibukkan diri dengan mengingat Allah. Mereka tidak pernah merenungkan fakta bahwa segala sesuatu di dunia ini pasti akan berakhir. Mereka mengecap kehidupan dan tidak pernah memikirkan tentang kematian dan hal-hal setelahnya. Bagi mereka, segala sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan duniawi terasa abadi. Akan tetapi, kehidupan abadi yang sebenarnya adalah setelah kematian. Mereka tidak mencapai apa pun dengan cara pandang kehidupan seperti ini; namun, sejarah memberikan cukup bukti tentang kehancuran mereka yang pahit. Walau telah berlalu ribuan tahun, kenangan mereka tetap sebagai peringatan, yang mengingatkan generasi sekarang tentang akhir dari mereka yang menyimpang dari jalan Pencipta mereka.


bersambung............

Tiada ulasan: