kemudian Rasulullah menjawab: “Ya, jika engkau terbunuh fi sabilillah sedangkan engkau sabar, semata-mata mencari pahala, maju terus, tidak mundur.” Kemudian Rasulullah berkata: “Bagaimana tadi apa yang engkau katakan?” Ia bertanya: “Bagaimana pendapatmu jika saya terbunuh fi sabilillah, apakah semua kesalahan saya akan terhapus? Maka Rasulullah menjawab: “Ya, kecuali hutang (tidakakan terhapus), kerana sesungguhnya Jibril mengatakan demikian kepadaku.” (HR Muslim).
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Jiwa seorang mukmin tergantung kerana hutangnya, sampai hutang itu dilunaskannya.” (HR. At Tirmidzi)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Orang yang mati syahid diampuni semua dosanya kecuali hutangnya.” (HR. Muslim)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: "Demi yang jiwaku ada ditanganNya, seandainya seorang laki-laki terbunuh di jalan Allah, kemudian dihidupkan lagi, lalu dia terbunuh lagi dua kali, dan dia masih ada hutang, maka dia tidak akan masuk syurga sampai hutang itu dilunaskan." (HR. Ahmad)
Al Qadhi ‘Iyadh Rahimahullah menjelaskan bahwa hak-hak yang terkaitan dengan manusia mesti diselesaikan sesama manusia. (Ikmalul Mu’allim, 6/155. Al Syarh Shahih Muslim, 6/362)
Imam Al Munawi Rahimahullah mengatakan: Maksud hutang di sini adalah semua hak sesama manusia samada berupa darah, harta, dan kehormatan. Hal itu tidak diampuni dengan mati syahid.
Hutang di atas adalah hutang yang dilakukan oleh orang yang tidak berniat untuk melunasinya, padahal dia mampu.
Ada pun bagi yang berniat melunasinya, tetapi ajal menjemputnya, atau orang yang tidak ada harta untuk membayarnya, dan dia juga berniat melunasinya, maka itu dimaafkan bahkan Allah Ta’ala yang akan membayarnya.
Al Qadhi ‘Iyadh mengatakan: Hal ini berlaku bagi orang yang memiliki sesuatu (mampu) untuk melunasi hutangnya. (Al Ikmal, 6/155).
Juga dikatakan oleh Imam Ash Shan’ani Rahimahullah: Yang demikian itu bagi siapa saja yang berhutang namun dia tidak berniat untuk melunasinya. (Subulus Salam, 3/51)
Ini juga dikatakan Imam Al Munawi: Perbincangan tentang ini berlaku pada siapa saja yang ingkar terhadap hutangnya. Ada pun bagi orang yang berhutang dengan cara yang dibenarkan dan dia tidak melanggar perjanjinya, maka dia tidaklah terhalang dari syurga. (Faidhul Qadir, 6/ 559)
Ringkasan :
1. Orang yang ada hutang tidak akan dapat masuk syurga.
2. Jangan ada niat untuk TIDAK MAHU BAYAR hutang.
1 ulasan:
memang takut nak berhutang...
mudah-mudahan saya dapat elak dari berhutang... xkira kawan maupon keluarga sendiri... waaaarggggg takutnyaa!!
ronda ronda bersama Batu Nisan@myobw...
Catat Ulasan